Jumaat, 29 April 2011

hakikat pernikahan



(`'·.¸ (`'·.¸*¤* ¸.·'´) ¸.·'´)
*** HaKiKaT seBuah PerniKahaN ***
(¸.·'´ (¸.·'´*¤* `'·.¸) `'·.¸)

- Jika hakikat pernikahan adalah kerana HARTA, maka
pasangan bakal bubar jika bangkrup .

- Jika hakikat pernikahan adalah kerana KECANTIKAN,
pasangan bakal lari jika rambut mula beruban dan muka
kerepot atau badan jadi gendut .
- Jika hakikat pernikahan adalah kerana ZURIAT, maka
pasangan akan cari alasan untuk pergi jika pasangan
tidak dapat memberi anak .

- Jika hakikat pernikahan adalah kerana KEPERIBADIAN,
pasangan akan lari jika orang berubah tingkah lakunya .

- Jika hakikat pernikahan adalah kerana CINTA, hati
manusia itu tidak tetap dan mudah terpikat pada
hal-hal yang lebih baik , lagipula manusia yang
dicintai pasti MATI / PERGI.


- Jika hakikat pernikahan adalah kerana SEX, maka
pasangan rajin bertengkar jika... servis di kamar tidur
tidak memuaskan ..


- Jika hakikat pernikahan adalah kerana IBADAH kepada
ALLAH, sesungguhnya ALLAH itu KEKAL dan MAHA PEMBERI
HIDUP kepada makhlukNYA . Dan ALLAH mencintai hambaNYA
melebihi seorang ibu mencintai bayinya . Maka tak ada
alasan apapun didunia yang dapat meretakkan rumah
tangga kecuali jika pasangan mendurhakai ALLAH

Rabu, 27 April 2011

Keutamaan Taubat dan Orang-orang yang Bertaubat dalam al Qur'an



Tentang dorongan dan anjuran untuk bertobat, Al Qur'an berbicara:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).
Maka derajat apa yang lebih tinggi dari pada mendapatkan kasih sayang Rabb semesta alam.
Dalam menceritakan tentang ibadurrahman yang Allah SWT berikan kemuliaan dengan menisbahkan mereka kepada-Nya, serta menjanjikan bagi mereka surga, di dalamnya mereka mendapatkan ucapan selamat dan mereka kekal di sana, serta mendapatkan tempat yang baik. Firman Allah SWT:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)dosa(nya)." (QS. Al Furqaan: 68-70.).
Keutamaan apalagi yang lebih besar dari pada orang yang bertaubat itu mendapatkan ampunan dari Allah SWT , hingga keburukan mereka digantikan dengan kebaikan?
Dan dalam penjelasan tentang keluasan ampunan Allah SWT dan rahmat-Nya bagi orang-orang yang bertaubat. Allah SWT berfirman:
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini membukakan pintu dengan seluas-luasnya bagi seluruh orang yang berdosa dan melakuan kesalahan. Meskipun dosa mereka telah mencapai ujung langit sekalipun. Seperti sabda Rasulullah Saw:
"Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan (dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai ke langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya Allah SWT akan memberikan taubat kepada kalian." (Hadist diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abi Hurairah, dan ia menghukumkannya sebagai hadits hasan dalam kitab sahih Jami' Shagir - 5235)
Di antara keutamaan orang-orang yang bertaubat adalah: Allah SWT menugaskan para malaikat muqarrabin untuk beristighfar bagi mereka serta berdo'a kepada Allah SWT agar Allah SWT menyelamatkan mereka dari azab neraka. Serta memasukkan mereka ke dalam surga. Dan menyelamatkan mereka dari keburukan. Mereka memikirkan urusan mereka di dunia, sedangkan para malaikat sibuk dengan mereka di langit. Allah SWT berfirman:
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka kedalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari(pembalasan?)kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (QS.Ghaafir: 7-9).

Terdapat banyak ayat dalam Al Qur'an yang mengabarkan akan diterimanya taubat orang-orang yang melakukan taubat jika taubat mereka tulus, dengan banyak redaksi. Dengan berdalil pada kemurahan karunia Allah SWT, ampunan dan rahmat-Nya, yang tidak merasa sempit dengan perbuatan orang yang melakukan maksiat, meskipun kemaksiatan mereka telah demikian besar.
Seperti dalam firman Allah SWT:
"Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? ." (QS. At-Taubah: 104)
"Dan Dialah Yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan." (QS. Asy-Syuuraa: 25)
Dan dalam menyipati Dzat Allah SWT: "Yang mengampuni dosa dan menerima taubat." (QS. Ghaafir: 3)
Terutama orang yang bertaubat dan melakukan perbaikan. Atau dengan kata lain, orang yang bertaubat dan melakukan amal yang saleh. Seperti dalam firman Allah SWT dalam masalah pria dan wanita yang mencuri:
"Maka barangsiapa yang bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu, dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maaidah: 39)
"Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al An'aam: 54)
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119)
Puja-puji terhadap Allah SWT dengan nama-Nya "at-Tawwab" (Maha Penerima Taubat) terdapat dalam al Quran sebanyak sebelas tempat. Seperti dalam do'a Ibrahim dan Isma'il a.s.:
"Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah: 128).
Juga seperti dalan sabda Nabi Musa kepada Bani Israil setelah mereka menyembah anak sapi:
"Maka bertaubatlah kepada Tuhan Yang menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu, pada sisi Tuhan Yang menjadikan kamu, maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang ." (QS. Al Baqarah: 54)
Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya:
"Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa: 64)

kisah untuk renungan


Ada sebuah kisah untuk renungan bersama,cerita ini terjadi pada zaman Nabi Musa A.S, di dalam sebuah kampung , ada seorang pemuda yang suka mencuri, kerjanya hari-hari mencuri , dia tidak tahu pekerjaan apa yang sesuai untuknya selain mencuri, tetapi selepas dia mencuri dia merintih dengan Tuhan "apalah aku ni Tuhan, asyik mencuri sahaja kerja aku,aku tidak tahu hendak buat kerja lain , yang aku tahu mencuri sahaja" . Begitulah yang terdetik di dalam hati si pencuri ini , hatinya selalu bermain tarik tali dengan nafsunya .

Pada suatu hari , ketika pemuda itu berjalan-jalan dia ternampak Nabi Musa dari jarak yang yang jauh, dia ingin berjumpa dengan Nabi Musa , tapi hatinya sangat malu dengan Nabi Musa " itu Nabi Musa , seorang Nabi, tapi aku seorang pencuri, takkanlah dia hendak bertemu denganku" . Dalam masa yang sama juga ada seorang tua yang kuat Ibadahnya , pagi petang siang malam dia sibuk dengan ibadahnya . Si tua itu cuba mendekati Nabi Musa . Terlihatlah pemuda itu lalu dia berkata perlahan " kalau orang tua itu boleh bertemu Nabi Musa , masakan aku tidak" tapi bila dihampiri si tua itu, dia cuba mempercepatkan langkah kakinya seolah-olah tidak mahu hampir dengan si pemuda pencuri ini , makin pencuri ini hampir dengannya , makin laju meninggalkan pencuri itu.
Si pencuri berasa hairan dengan si tua itu " kenapalah sombong sungguh si tua itu" . Si tua itu mengtahui pemuda itu pencuri , lalu menghidarinya . Sampailah si tua itu bersama si pencuri itu serentak di hadapan Nabi Musa A.S , lantas Nabi Musa terus berkata " Kamu si pencuri , dosa-dosa kamu Allah sudah ampunkan, dan kamu si ahli Ibadah , Ibadah kamu dari dulu sampai sekarang Allah tolak" Si pencuri ini gembiralah bila dikhabarkan demikian, si tua ahli abid itu lemah lututlah mendengar kata-kata Nabi Musa , akhirnya kedua-duanya bertaubat ,dan meninggalkan dosa-dosa yang lampau.

Kesimpulan yang dapat diambil dari cerita ini ialah Rahmat Tuhan amatlah luas , RahmatNya itu mengatasi kemurkaanNya , Si pencuri buat dosa dalam masa yang sama dia membawa rasa-rasa hamba iaitu rasa berdosa,rasa bersalah, rasa lemah,hina, dina tapi si ahli Ibadah dalam dia beribadah dia tidak bawa rasa-rasa hamba,bahkan ibadah dia itu nenebalkan lagi mazmumah dia , dia anggap imanyalah yang hebat, iman orang lain iman katak-katak je , rupanya dia tertipu dalam beribadah , dia rasa selamat apabila dia beribadah, sedangkan tujuan utama ibadah ialah menebalkan rasa-rasa hamba , dan menajamkan rasa-rasa bertuhan .

Begitulah kesimpulan dari kisah ini , ia berlaku pada zaman Nabi Musa A.S tapi tidak mustahil ia boleh berlaku pada zaman ini ? Apabila selesai sembahyang adakah kita merenung kembali adakah sembahyang kita sudah cukup untuk dipersembahkan kepada Tuhan? Bila kita berkhidmat dengan manusia , adakah perasaan kita rasa malu dan takut dengan Tuhan,malu kerana Tuhan masih beri kita berkhidmat dengan manusia sedangkan kita manusia berdosa , takut kerana Kebaikan itu adalah kepunyaan Tuhan , belum tentu Tuhan terima apa yang kita lakukan . Rasa-rasa inilah yang perlu kita bawa dalam kita beribadah, berdakwah dan berjuang , moga dapat diambil manfaat dari cerita ini.

Selasa, 26 April 2011

Izrail pasti datang menjemput..



Kematian itu suatu yang pasti. Soal masa dan tempat, itu bukan urusan kita. Ada kisah orang-orang tua dahulu yang pergi ke Mekah menaiki kapal, meninggal di atas kapal. Kuburnya bersama ikan-ikan di laut. 

Semalam, saya mendapat berita, seorang petugas Gerak UPU PAS Kedah, meninggal. Kelmarin mengambil peserta di Kompleks PAS Kedah, esoknya sudah pergi dijemput Ilahi. Semoga Allah berkati usaha, perjuangannya dan pengorbanannya. Al-Fatihah untuk Pak Lang Yadim Kuala Nerang.

Terbaru, kemalangan ngeri di Cameron Higland, dekat Kampung Kerawai, KM9.3 laluan Simpang Pulai-Cameron Highlands. Difahamkan 27 orang telah terbunuh. Begitu mudah nyawa diambil.

Nyawa Itu Fana, Mati Itu Pasti
Kehidupan kita di dunia ini hanyalah sementara. Seumpama tempat persinggahan sebelum berpindah ke alam yang kekal abadi. Selama mana seseorang itu hidup di dunia, pengakhirannya adalah mati. Cuba pejamkan mata anda dan fikirkan seketika; Apa itu kematian?

Fikir sejenak.
Lahir-merengek-meraung-masuk tadika-masuk sekolah rendah-UPSR-masuk sekolah menengah-PMR-SPM-Universiti/Kolej/Politeknik/Bekerja-Kahwin-Ada anak-Ada cucu-Mati
Bagi rata-rata mahasiswa, saya fikir ini adalah rutin hariannya
Bangun pagi-pergi kampus-masuk kuliah-pergi kafe-balik bilik-buka Facebook-atas katil (tidur) 
Bagi yang memberi tambah nilai pada rutinnya (solat, melakukan kerja-kerja Islam dan ibadah-ibadah lain), tahniah saya ucapkan


Adakah sekadar itu matlamat hidup kita? Tagline "Hidup muda hanya sekali" perlu dibuang dari minda insan yang memegang kalimah Lailahaillah. Hidup muda memang hanya sekali dan mati pun hanya datang menjemput sekali.


Mungkin ada yang berkata,
“Alah…biasa la bro, lumrah alam. Hidup, hidup, pastu mati..Ni lah masa nak enjoy kawan oi, kalau dah mati, macam mana nak enjoy? Kubur lain-lain bro…”
Kubur memang lain tetapi Allah itu Satu. Dia yang menghukum, Dia yang mengadili dan Dia yang  menentukan   panjang pendek tempoh kehidupan kita. Firman Allah
“Dari bumilah Kami ciptakan kamu, dan ke dalamnya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya pula Kami akan mengeluarkan kamu sekali lagi”.
                                                                                                                    (Surah Thaha ayat 55)


Sabda Rasulullah SAW
"Hendaklah kamu banyak-banyak mengingati pemutus kematian (mati).”
                                                                                  Hadis riwayat Al-Imam Ibnu Majah
Kematian adalah suatu yang menakutkan bagi orang yang masih tidak mahu hilang kemewahan, hiburan dan keseronokan dunia. Apatah lagi yang tidak punya persiapan dengan amal ibadat yang hidup melawan arus kebenaran.


Tetapi tidak bagi orang yang beriman dan beramal soleh, yang mana mereka bersedia jika dijemput Allah SWT pada bila-bila masa dengan harapan memperolehi husnul khatimah iaitu mati dalam kesudahan yang baik atau mati dalam iman. Keadaan inilah yang diimpikan oleh setiap orang mukmin. 


Hikikikomori
Hikikomori (ひきこもり or 引き籠もり, adalah satu istilah di dalam Bahasa Jepun yang memberi maksud fenomena manusia yang memilih untuk menyendiri serta menarik diri daripada kehidupan bermasyarakat. Mereka mengasingkan diri di tahap yang ekstrem disebabkan oleh pelbagai faktor.


Golongan Hikikomori di Jepun, tidak meninggalkan rumah mereka untuk jangka masa yang panjang. 'Hibernasi' mereka berlangsung selama berbulan-bulan, bertahun-tahun malah ada yang mencecah dekad. Itulah penangan games, rangkaian sosial Facebook dan 1001 macam tarikan Internet.


Budaya ini seakan menjangkiti generasi muda Malaysia. Terperap di bilik, tidak bercampur dengan masyarakat. Mereka di dalam dunia mereka yang tersendiri.


Inilah budaya yang meracuni umat Islam kini. Inilah bahaya daripada 'bahagia' hedonisme.Saya tidak fikir golongan ini mempunyai masa untuk berfikir sejenak tentang kematian. Dunia mereka cukup mudah. Sekitar jaring-jaring internet.


Adakah anda begini?


Berubahlah Sementara Masa Masih Ada
Saya mengajak diri saya dan rakan pembaca untuk menuju kepada hijrah. Hijrah diri ke arah yang lebih baik. Masa masih bersama kita sehingga kini. Jangan sia-siakan setiap masa anda. 


Anda perlukan Islam untuk berubah tetapi Islam tidak memerlukan anda untuk membawa perubahan kepadanya sekiranya anda tidak mahu


Wahai orang-orang yang beriman! Sesiapa di antara kamu berpaling tadah dari ugamanya (jadi murtad), maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang yang beriman dan berlaku tegas gagah terhadap orang-orang kafir, mereka berjuang dengan bersungguh-sungguh pada jalan Allah, dan mereka tidak takut kepada celaan orang yang mencela. Yang demikian itu adalah limpah kurnia Allah yang diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; kerana Allah Maha Luas limpah kurniaNya, lagi Meliputi PengetahuanNya.
                                                                                                      (Surah Al-Maaidah ayat 54) 


Kesimpulan
Mari sama-sama kita berfikir. Apa matlamat kita di muka bumi? Apakah tugas kita selaku khalifahNya?
Moga anda sempat berbakti untuk Islam. Senyumlah selagi anda boleh senyum. Ketawalah selagi anda boleh ketawa. Menangislah selagi anda boleh menangis. Ingat, Izrail pasti akan menjemput.

5 perkara yang merosakkan hati




Hati merupakan punca segala tindakan. Jika baik ia, maka baiklah perbuatan. Jika rosak ia, maka rosaklah perbuatan. Dengan hati, insan mengenal cinta. Dengan hati, insan merasa duka. 


Begitulah hebatnya pengaruh hati dalam kehidupan manusia. Ibnu Qayyim dalam Mufsidaatul Qalbi telah menyebutkan 5 perkara sebagai perosak hati.


1. Pergaulan Tanpa Tapisan
Tidak salah untuk bergaul dan menikmati kehidupan sosial. Sekurang-kurangnya ia menghilangkan stress dan menambah teman kita. Apa yang tidak dibenarkan adalah pergaulan yang terlalu bebas sehingga tiada tapisan dalam memilih teman.


Teman yang negatif akan menggelapkan hati, mempengaruhi kita kearah yang sebaliknya dan melemahkan kekuatan rohani. Ia seakan cerminan kepada diri kita. Tak percaya? Lihatlah sekeliling kita. Berapa ramai yang terpesong kerana pengaruh rakan. 




Lihat rakan anda yang bercouple. Adakah dengan bercouple dia semakin dekat dengan Allah sedangkan redha Allah itulah matlamat kehidupan kita. Tunjukkan atau kenalkan kepada saya jika ada. Buat yang masih bercouple, mari berfikir sejenak. 


Anda masih tidak berhak mengisikan sesuatu milikNya (hati) dengan wajah-wajah kekasih anda. Tunggulah sehingga sampai masanya. Akan tiba saat yang indah dimana dihalalkan apa yang diharamkan.


Mari kita lihat firman Allah SWT dalam surah al-Furqan ayat 27-29




Dan (ingatkanlah) perihal hari orang-orang yang zalim menggigit kedua-dua tangannya (marahkan dirinya sendiri) sambil berkata: "Alangkah baiknya kalau aku (di dunia dahulu) mengambil jalan yang benar bersama-sama Rasul? "Wahai celakanya aku, alangkah baiknya kalau aku tidak mengambil si dia itu menjadi sahabat karib! "Sesungguhnya dia telah menyesatkan daku dari jalan peringatan (Al-Quran) setelah ia disampaikan kepadaku. Dan adalah Syaitan itu sentiasa mengecewakan manusia (yang menjadikan dia sahabat karibnya)".
Firman Allah dalam Surah az-Zukhruf ayat 67

Pada hari itu sahabat-sahabat karib: setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan taqwa (iman dan amal soleh).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka persahabatan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci.


Kerana itu, dalam bergaul, berteman dan bersahabat hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika persahabatan itu untuk mendapatkan kecintaan dan redha Allah. 


Boleh rujuk artikel saya sebelum ini berkenaan sahabat. Klik di sini.


2. Angan-Angan
Angan-angan kosong boleh diibaratkan sebagai lautan yang tak bertepi. Tidak bertemu dengan daratan. Cuma dimainkan ombak. Kejap dilambung kejap ditenggelamkan.


Ada yang nak jadi cantik, ada yang nak jadi kacak, ada yang nak jadi kaya, ada yang nak jadi superstar. Rumah cantik, kereta besar, isteri lawa, suami bergaya. Macam-macam lagi lah. 1001 'jadian' yang manusia hendak. Tak pernah puas!


Angan-angan yang terbaik adalah angan-angan yang diikuti dengan tindakan dan semestinya bermanfaat kepada diri dan orang sekeliling. Sebagai contoh, angan-angan ataupun impian seputar ilmu, iman dan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).


3. Mencari Selain Dari Allah
Ini adalah faktor terbesar yang merosakkan hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya selain dari bergantung harap kepada selain dari Allah. Firman Alllah dalam Surah Maryam ayat 81-82,


Dan mereka yang kafir menyembah benda-benda yang lain dari Allah sebagai tuhan-tuhan, supaya benda-benda yang mereka sembah itu menjadi penolong-penolong yang memberi kemuliaan dan pengaruh kepada mereka. Tidak sekali-kali! Bahkan benda-benda yang mereka pertuhankan itu mengingkari perbuatan mereka menyembahnya, dan akan menjadi musuh yang membawa kehinaan kepada mereka.

Ia tidak hanya tetentu kepada orang kafir semata-mata. Bahkan juga kepada orang Islam yang meletakkan keyakinan terhadap Allah bukan pada tempat yang pertama dalam hatinya.


Agak terkilan bila melihat sahabat yang cukup risau bila dimasukkan ke course yang tidak menjamin kerjaya, kata orang. Agak sedih melihat sesetengah ahli politik yang sanggup berkata, 
" Tak payahlah masuk parti ***, duit pun tak dapat. Cuba kau masuk prti ****, bantuan pun dapat. Cuba bayangkan kalau *** memerintah, confirm melarat dan ditindas kaum kita!"

Siapa yang memberi rezeki kepada kita? Tidak lain tidak bukan hanyalah Allah yang Maha Kaya. Mari bersitghfar jika pernah terdetik di hati kita untuk meragui nikmat dan rezeki yang pasti diberi olehNya untuk hamba-hamba yang terpilih.


4. Makanan 
Ada dua jenis makanan yang merosakkan hati. Pertama, adalah yang qat'ie haram dan yang keduanya adalah makanan yang halal tetapi diambil dengan kadar yang berlebihan.


Makanan yang diambil dengan kadar berlebihan akan menyebabkan kemalasan dan menumpulkan akal. Hindarilah dari mengambil makanan dengan nafsu. Sabda Nabi SAW


 "Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya."
              (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani)

5. Tidur Yang Berlebihan
Tidur yang berlebihan mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan menyebabkan kemalasan. 


Masa tidur yang terbaik adalah selepas solat Isyak. Ia memudahkan untuk bangun Qiyamullail dan menyegarkan minda dan diri di awal pagi. Perhatikan rakan-rakan anda yang mengantuk di dalam kelas. Cuba lihat waktu tidur mereka dan anda akan dapati punca mereka mangantuk di dalam kelas
Waktu tidur yang paling bermanfaat iaitu :


1.Tidur ketika perlu tidur.
2. Tidur di awal malam – ini lebih manfaat daripada tidur lewat malam
3. Tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan petang. Apatah lagi pada waktu pagi dan petang sangat kurang manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu Asar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.


Cuba elakkan tidur selepas solat Subuh. Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai solat subuh hingga matahari terbit. Kerana pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). 


Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang soleh. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mahu tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian kerana waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rezeki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).”
                                                                                          (Madarijus Salikin)

Bahaya zina


Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Ertinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, kerana sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” (Al-Israa : 32)
Para ulama menjelaskan bahawa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam daripada perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang ertinya : Dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga daripada zina (1). Yakni : Janganlah kamu mendekati apa-apa yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina. (2)
Faahisah adalah = maksiat yang sangat buruk dan jelek
Wa saa’a sabiila = kerana akan membawa orang yang melakukannya ke dalam neraka.
Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahawa zina termasuk Al-Kabaa’ir (dosa-dosa besar) berdasarkan ayat di atas dan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ertinya : Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman (3) darinya. Lalu iman itu berada di atas kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah)
Berkata Ibnu Abbas. : “Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina” (Riwayat Bukhari di awal kitab Hudud, Fathul Bari 12:58-59)
Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ertinya : Dari Abi Hurairah, dia berkata : Telah bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan berzina seorang yang berzina ketika dia berzina padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan meminum arak ketika dia meminumnya padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan mencuri ketika dia mencuri padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan merampas barang yang manusia (orang ramai) melihat kepadanya dengan mata-mata mereka ketika dia merampas barang tersebut pada ketika dia seorang mukmin” (Hadits shahih riwayat Bukhari no. 2475, 5578, 6772, 6810 dan Muslim 1/54-55)
Maksud dari hadits yang mulia ini ialah :
Pertama : Bahawa sifat seorang mukmin tidak berzina dan seterusnya.
Kedua : Apabila seorang mukmin itu berzina dan seterusnya maka hilanglah kesempurnaan iman dari dirinya”(4)
Di antara sifat “ibaadur Rahman” (5) ialah : ‘tidak berzina’. Maka apabila seorang itu melakukan zina, nescaya hilanglah sifat-sifat mulia dari dirinya bersama hilangnya kesempurnaan iman dan nur keimannya. (6)
Setelah kita mengetahui berdasarkan nur Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahawa zina termasuk ke dalam Al-Kabaair (dosa-dosa besar) maka akan lebih besar lagi dosanya apabila kita melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa?
Kalau zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua, maka dosanya akan lebih besar lagi berdasarkan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ertinya : Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka seksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong” (Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, dia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti diatas)
Demikian juga apabila dilakukan oleh orang yang telah bernikah atau pernah merasakan nikah yang shahih baik sekarang ini sebagai suami atau isteri atau duda atau janda, sama saja, dosanya sangat besar dan hukumannya sangat berat yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu didera sebanyak seratus kali kemudian di rejam sampai mati atau cukup di rejam saja. Adapun bagi lelaki yang masih bujang atau dan anak gadis hukumnya didera seratus kali kemudian diasingkan (dibuang) selama satu tahun. Dengan melihat kepada perbezaan hukuman dunia maka para ulama memutuskan berbeza juga besarnya dosa zina itu dari dosa besar kepada yang lebih besar dan sebesar-besar dosa besar. Mereka melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa dilakukannya.
Kemudian, kalau kita melihat kepada siapa dilakukannya, maka apabila seorang itu berzina dengan isteri tetangganya, masuklah dia kedalam sebesar-besar dosa besar (baca kembali haditsnya di fasal kedua dari jalan Ibnu Mas’ud). Dan lebih membinasakan lagi apabila zina itu dilakukan kepada mahramnya seperti kepada ibu kandung, ibu tiri, anak, saudara kandung, keponakan, bibinya dan lain-lain yang ada hubungan mahram, maka hukumannya adalah bunuh. (7)

Setelah kita mengetahui serba sedikit tentang zina (8), dan dosanya, hukumannya di dunia di dalam syari’at Allah dan adzabnya di akhirat yang akan membawa para penzina terpanggang di dalam neraka, sekarang tibalah bagi kami untuk mejelaskan pokok permasalahan di dalam fasal ini yaitu hamil di luar nikah dan masalah nasab anak. Dalam fasal ini ada beberapa kejadian yang masing-masing berbeza hukumnya, maka kami berkata:
(Disalin dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I – Th 1423H/2002M)
__________
Foote Note
(1). Tafsir Al-Qurthubiy, Juz 10 hal. 253
(2). Tafsir Ruhul Ma’aaniy Juz 15 hal. 67-68 Al-Imam Al-Aluwsiy Al-Baghdadi. Tafsir Bahrul Muhith Juz 6 hal. 33.
(3). Yang dimaksud “kesempurnaan iman dan cahayanya” baca syarah hadits ini di Faidlul Qadir Syarah Jami’ush Shagir 1/367 no. 660
(4). Lihat syarah hadits ini di Fathul Bari no. 6772 Syarah Muslim Juz.2 hal.41-45 Imam An-Nawawi. Kitabul Iman oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal.239, 240
(5). Tafsir Ibnu Katsir surat Al-Furqan ayat 68
(6). Lihatlah tentang permasalahan zina, kerusakannya, hukumannya, dosanya, seksanya di kitab Jawaaabul Kaafiy, hal. 223 -239 dan 240 – 249 oleh Al-Imam Ibnul Qayyim
(7). Tafsir Ibnu Katsir surat An-Nisaa ayat 22
(8). Keluasan masalah zina dapat dibaca dan diteliti di kitab-kitab fiqih dan syarah hadits.